PEDOMAN YANG TERLUPAKAN


PEDOMAN YANG TERLUPAKAN

Katakan saja ada orang yang mudah marah. Lalu ada orang yang memperingatinya “Hai! Kamu kok mudah marah sih?coba kamu lihat Rasul kita! beliau bersabar walaupun orang-orang meludahinya dan bahkan beliau mendoakan mereka”. “ loh itu kan rasul, dia ma’sum dan tidak mungkin dia tidak bersabar. Bukan Rasul namanya kalau dia tidak bersabar”. Kata-kata ini terkadang spontan langsung keluar dari mulut-mulut pemuda era masa kini, dan terkadang juga orang yang memperingatinya itu terpengaruh dan mengatakan “ o iya ya dia kan Rasul”. Inilah pikiran-pikiran yang mulai merasuki pemuda era masa kini. Jika demikian rasul yang Allah mengatakan di dalam kitab suci Al-Quran.

لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة

ARTINYA : “Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu ada suri tauladan yang baik”

Itu akan terlupakan dan terbuang. Rasul yang disebut Uswatun Hasanah itu hanya sebatas itu saja. Mereka beranggapan bahwa mereka tidak mungkin bisa melakukan apa-apa seperti Rasul, bahkan mustahil. Memang kita tidak mungkin bisa seperti rasul atau sederajat dengannya. Tetapi setidaknya kita harus berusaha menirunya dan menjadikannya sebagai figur, dalam artian kita bukan ingin sama atau sederajat dengannya. Jika tidak demikian, apa arti seorang Rasul? Apa arti seorang pembawa risalah? Seakan-akan itu hanya dongeng belaka, yang tidak ada di alam nyata sedangkan tujuan kita adalah menuju kesempurnaan.

Sungguh benar siapa yang mengatakan bahwa jalan Rasul yang ia tapaki adalah  yang benar dan tujuan jalan itu adalah menuju kesempurnaan. Rasul bersabda

” المرء مع من احب “

ARTINYA : “Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya”

Oleh karena itu, kewajiban bagi kita untuk mencintai Rasul beserta keluarganya, dan sungguh dusta, siapa yang mengatakan cinta lalu tidak memenuhi perintahnya dan menjauhi larangannya. Jadi jika kita mengikuti Rasul maka kita akan berada di jalan yang benar menuju kesempurnaan dan kelak kita akan dikumpulkan bersamanya dan bersama Ahlul Baitnya.

Sekarang coba kita renungkan dengan renungan yang sangat dalam. Seandainya kita

menjadikan……. sebut saja pemain bola yang pada era masa kini pemuda-pemuda banyak menjadikan mereka idola bahkan pedoman yang mereka gila-gilaan membela idolanya. Ya Allah….. saya heran tidak habis pikir ada apa dengan mereka?, apa keistimewaan mereka? Seandainya kita bertemu dengan idola kita, apakah mereka akan mencintai kita? Ataukah idola kita akan menghormati kita sebagaimana kita menghormati mereka?. Maka kalian tak akan menemukan dalam keadaan seperti yang kita inginkan melainkandia akan biasa-biasa saja, tidak ada sesuatu yang lebih. Dan coba kalau kita menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai idola atau pedoman, sungguh sebagaimana janjinya, beliau akan mencintai kita dan melayani kita layaknya tuan, beliau akan menghormati kita, wal hasil kita akan senang dan puas terhadapny

Tinggalkan komentar